Artikel

Jadilah Kuat dengan Mampu Kendalikan Amarah

Sebagai seorang manusia kita tentu sering membuat kesalahan dan tak bisa mengendalikan keadaan, terutama pada saat tertekan. Akhirnya, ketika kita tak mampu mengendalikan keadaan tersebut, kita menjadi mudah marah dan terusik. Akibatnya, terjadilah perselisihan.

Sebenarnya, marah dan perselisihan menjadi hal yang dibenci Allah SWT. Oleh karena itulah, kita sebaiknya berusaha mengendalikan amarah dengan cara yang baik sebagaimana dianjurkan Rasulullah SAW berikut ini.

Berwudhu

Berwudhu sebagai langkah awal untuk kita meredam amarah sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW. Marah merupakan perbuatan setan. Setan sendiri merupakan makhluk Allah yang tercipta dari api dan cara memadamkannya dengan berwudhu maupun mandi.

Tidak hanya untuk menyucikan diri, wudhu juga dapat membuat hati lebih tenang. Ini sesuai dengan hadits Urwah As-Sadi Radhiyallahuanhu, Rasullullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api, dan api bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaknya dia berwudhu.” (HR. Ahmad dan Abu Daud).

Salat Sunnah

Setelah kita berwudhu dan mensucikan diri, maka bisa dilanjutkan dengan melakukan salat sunnah. Seperti yang telah dijelaskan dalam Al Quran maupun hadits bahwa salat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar.

Perbuatan tersebut salah satunya adalah amarah yang merasuki diri manusia. Hadits lain juga menyebutkan jika amarah ini menjadi bara api dalam hati manusia dan saat marah seseorang akan terlihat memiliki mata berwarna merah dan urat leher menegang.

Kita bisa melakukan salat sunnah berdasarkan waktu untuk menambah keistimewaannya. Misalnya saja ketika kita marah di pagi hari sebaiknya lakukanlah salat duha. Kemudian, jika kita marah pada malam hari lakukanlah salat sunah dan lanjutkan dengan salat tahajud guna memohon ampunan-Nya.

Lakukan Posisi Duduk dan Bersujud

Mengambil posisi yang lebih rendah seperti duduk ataupun bersujud dapat kita lakukan dalam meredam dan mengendalikan amarah. Orang akan lebih mudah marah pada saat posisinya lebih tinggi, dalam hal ini juga termasuk berdiri. Hal tersebut juga akan memicu tindakan lain yang merugikan seperti memukul.

Hal tersebut pernah diriwayatkan oleh salah seorang sahabat nabi yang bernama Abu Dzar Radhiyallahuanhu. Rasulullah SAW pun bersabda mengenai posisi yang perlu dilakukan saat meredam amarah ini yaitu:

“Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur.” (HR. Ahmad 21348, Abu Daud 4782 dan perawinya dinilai shahih oleh Syuaib Al-Arnauth).

Menjaga Lisan dan Ucapan

Menjaga lisan dan ucapan juga penting sebagai cara yang bisa kita lakukan untuk meredam amarah yang ada. Tanpa kita sadari, ketika pikiran kita diselimuti amarah, ingin melontarkan ucapan dan berbicara. Namun, ucapan dan pembicaraan tersebut dapat berupa menjadi umpatan maupun makian. Makian dan umpatan inilah yang dapat mengundang Allah SWT murka.

Tak hanya itu saja, adanya makian dan umpatan juga akan membuat kita terjerumus dalam neraka. Cara mengatasinya adalah dengan menjaga ucapan dan bila perlu kita diam dan tidak berbicara bila perlu. Dengan begitu kita juga akan terhindar dari dosa besar dan memicu perselisihan dengan sesama.

Berdoa dan Memohon Perlindungan Allah SWT

Cara terakhir mengendalikan amarah agar menjadi pribadi yang tangguh dan kuat adalah dengan berdoa sekaligus memohon perlindungan kepada Allah SWT. Ingat, berdoa menjadi cara yang paling baik untuk meredakan amarah dengan tujuan mendapatkan hidayah dan pertolongan Allah SWT.

Pada saat berdoa ini, pastikan konsentrasi kita hanya tertuju untuk beribadah dan meredakan amarah. Adapun doa yang bisa kita ucapkan adalah

Ya Allah, kami memohon kepada-Mu kalimat haq ketika ridha (sedang) dan marah”.

 

Setidaknya itulah beberapa hal yang bisa kita lakukan dalam meredam amarah yang tak terkendali. Selain itu, kita hendaknya selalu mendekatkan diri pada Allah SWT dengan berdzikir sepanjang waktu dalam setiap aktivitas agar senantiasa dalam lindungan-Nya dan dijauhkan dari sifat buruk yang dipengaruhi oleh setan. Wallahualam Bissawab.