Artikel

4 Fakta tentang Masjidil Aqsa, Kiblat Pertama Umat Islam

Jika diberi pertanyaan, “di manakah kiblat umat Islam?” Anda tentu menjawab Ka’bah di Masjidil Haram, Mekkah. Namun tahukah Anda, jauh sebelum Ka’bah menjadi arah kiblat bagi umat muslim, sebelumnya Masjidil Aqsa adalah kiblat pertama umat Islam. Untuk lebih mengenal tentang Masjidil Aqsa ini, mari simak penjelasannya berikut.

Kemuliaan Masjidil Aqsa

Masjidil Aqsa atau Masjid Al-Aqsa yang berada di Baitul Maqdis, Palestina adalah masjid suci umat Islam di samping Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Letaknya berada di atas Bukit Bait, Kota Lama, Yerussalem, suatu komplek yang disucikan oleh umat dari tiga agama, yakni Islam, Nasrani, dan Yahudi. Masjid ini menjadi istimewa karena banyak peristiwa yang berkaitan dengan sejarah Islam terjadi di masjid ini.

Dalam kepercayaan Islam, Masjidil Aqsa merupakan tempat ibadah tertua kedua setelah Masjidil Haram di Mekkah. Beberapa peristiwa yang berkaitan dengan sejarah Islam adalah sejarah Nabi Ibrahim, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Zakaria, Nabi Yahya, Maryam, dan Nabi Isa. Kisah perjalanan Isra’ Mi’raj juga melalui tempat ini.

Kiblat sebelum Masjidil Haram

Sebelum arah kiblat ditentukan menghadap Ka’bah di Masjidil Haram, sebelumnya umat Islam sempat salat menghadap ke arah Masjidil Aqsa.

Tepatnya pada saat mereka hijrah dari kota Mekkah ke kota Madinah pada tahun 1 Hijriah atau sekitar 624 Masehi. Pada saat Masjid Quba selesai dibangun, arah kiblatnya pun menghadap ke arah Masjidil Aqsa.

Barulah setelah 14-17 bulan usai peristiwa hijrah tersebut, kiblat diarahkan menghadap ke Ka’bah di Masjidil Haram, Mekkah. Perubahan ini diberitahukan melalui ayat-ayat Al-Qur’an yang mengisahkan tentang Nabi Ibrahim dan putranya, Ismail dalam membangun Ka’bah dan Masjidil Haram di kota Mekkah.

Keutamaan shalat di Masjidil Aqsa

Keutamaan melakukan ibadah shalat di Masjidil Aqsa beberapa kali disinggung di dalam Al-Qur’an. Menurut Abdallah El Khatib, setidaknya ada 70 ayat di dalam Al-Qur’an yang berhubungan dengan Masjidil Aqsa di Palestina.

Rasulullah ﷺ sendiri pernah bersabda bahwa, “Janganlah perjalanan itu memberatkan (kamu) kecuali ke tiga masjid, yaitu Masjidil Haram, Masjid Rasulullah, dan Masjidil Aqsa.” (HR. Bukhari).

Dari segi pahala sendiri, Allah menjanjikan ganjaran pahala yang begitu besar. Pembahasan mengenai ganjaran shalat di Masjidil Aqsa ini tercantum dalam hadis Rasulullah ﷺ dari Abu Darda’ dan Jabir Radhiyallahu ‘Anhuma,

“Keutamaan shalat di Masjidil Haram adalah seratus ribu kali shalat atas masjid selainnya. Shalat di masjidku ini (Masjid Nabawi) adalah seribu shalat. Sedangkan di masjid Baitil Maqdis adalah 500 kali lipat.” (HR. Al-Baihaqi di al-Sunan Al-Shughra, no. 1821 dan dishahihkan Al-Albani di Shahih al-Jami’, no. 4211).

Artinya, Allah menjanjikan pahala 500 kali lipat salat di tempat lain bagi umat-Nya yang melakukan salat di Masjidil Aqsa.

Peristiwa Isra Mi’raj

Salah satu peristiwa keagamaan yang berhubungan langsung dengan Masjidil Aqsa adalah peristiwa Isra’ Mi’raj. Isra’ Mi’raj adalah perjalanan di malam hari yang dilakukan oleh Rasulullah ﷺ dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina, dan kemudian dilanjutkan dengan perjalanan naik ke surga.

Dalam perjalanan tersebut, Rasulullah ﷺ mengendarai sebuah binatang menyerupai burung yang disebut dengan buraq. Setelah tiba di Masjidil Aqsa, Rasulullah ﷺ langsung melaksanakan shalat dua rakaat. Usai melaksanakan shalat, malaikat Jibril menghampirinya dan kemudian membawa Rasulullah menuju ke surga.

Kisah perjalanan ini sangat penting dalam sejarah Islam karena dari peristiwa inilah Rasulullah ﷺ menerima perintah salat lima waktu. Dalam perjalanan tersebut, Rasulullah ﷺ juga bertemu dengan Nabi Musa AS. Nabi Musa membantu Rasulullah ﷺ untuk mengurangi jumlah ibadah shalat yang wajib dikerjakan oleh umat Islam.

Masjidil Aqsa memang memiliki keistimewaan tertentu yang membuatnya setara dengan Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Namun sayangnya, masjid ini terletak di daerah konflik sehingga untuk mengunjunginya pun memerlukan lebih banyak persyaratan jika dibandingkan dengan perjalanan ke Mekkah atau Madinah. Semoga kita semua diberi rizqi untuk dapat mengunjungi tanah suci Baitul Maqdis di Palestina.


Tahukah, Sobat, kondisi masjid di pelosok banyak terbengkalai. Keterbatasan ekonomi jadi hambatan utama mereka tak mampu memperbaiki masjid. Namun kini, kita bisa bantu saudara di pelosok membangun masjid kokoh mereka. Klik di sini.