Artikel

Keutamaan Kurban: Pembeda Muslim dan Kafir

Pandemi pasti akan membuat Idul Adha sekarang berbeda, tapi ada satu hal yang selalu sama: kurban adalah bentuk ketaatan seorang hamba.

Kurban adalah salah satu bentuk ibadah. Keutamaannya tergambar dalam hadits Nabi berikut.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda, “Barang siapa yang memeroleh kelapangan untuk berkurban, dan dia tidak mau berkurban, maka janganlah hadir di lapangan kami (untuk shalat Ied).”

Ibadah kurban menjadi salah satu syariat yang membedakan orang mukmin dan kafir. Allah berfirman dalam surat Al An’am, ayat 162-16,

“Katakanlah, ‘Sesungguhnya shalatku, sembelihanku (kurbanku), hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu baginya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).”

Al-Kautsar, Hadiah Untuk yang Berkurban

Rasulullah menggambarkan Al-Kautsar sebagai ”sungai di surga yang tepiannya dikelilingi emas, airnya mengalir di atas permata. Air sungai itu lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu”. .

Para ahli tafsir pun memaknai Al-Kautsar sebagai kebaikan dan kenikmatan yang berlimpah, yang Allah berikan, baik di dunia maupun akhirat.

Lalu, siapakah yang akan mendapat Al-Kautsar? Mereka adalah muslim yang shalat lima waktu dan berkurban hanya untuk Allah, serta tidak menyekutukan-Nya.

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak (Al-Kautsar). Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.”

Setelah mengetahui keutamaan kurban, tentu kita akan berlomba-lomba memenuhinya.

Untuk tahun ini, Masjid Nusantara mengajak Sobat sekalian berkurban di masjid pelosok. Di wilayah yang masih sangat jarang ada kurban, atau bahkan belum pernah ada yang kurban seumur hidup di wilayahnya.