Artikel

Dua Sejoli: Ghibah dan Fitnah

Obrolan Bu Linda dan Bu Salma waktu di gerobak tukang sayur berlanjut. Makin heboh!

Ibu Linda: Eh, Jeng-jeng, saya sudah tahu loh, siapa sebenarnya Ibu Dewi itu!

Ibu Salma: Siapa, Jeng? Siapa dia?

Ibu Linda: Saya tau dari tetangga sebelah, ternyata Ibu Dewi itu cuma ibu rumah tangga biasa. Dia baru pindah dari luar kota, loh, dan baru pertama kali tinggal di Jakarta.

Ibu Salma: Kemarin saya lihat dia bawa bingkisan banyak, terus bukannya ngasih saya satu bingkisannya, dia malah lihat saya sambil marah, dih

Ibu Linda: Bener, Jeng, saya juga udah curiga kalo dia orangnya pelit!

Ibu Salma: Saya juga pernah lihat dia baru pulang subuh-subuh. Subuh-subuh loh jeng! Jangan-jangan dia suka dugem!

Ibu Linda: Makanya males ya, Keng, si Bu Dewi ini orangnya udah mah pelit, doyan keluyuran juga!

Ibu Salma: Ih amit-amit!

 


Ghibah

Ghibah adalah godaan yang ‘menggiurkan’. Apa itu ghibah? Secara sederhana, ghibah adalah menggunjingkan orang lain. Dalam hadits Rasulullah disebutkan, “Engkau menyebutkan kejelekan saudaramu yang ia tidak suka didengarkan orang lain.” (HR. Muslim)

Biasanya, orang yang menggunjing bukan bermaksud mencari solusi atau kebenaran atas sebuah masalah, tapi lebih pada melampiaskan kepuasan dan hawa nafsu dalam membicarakan orang lain.

Jika yang dibicarakan itu fakta, tetap dicatat sebagai dosa. Firman Allah menyebutkan, orang yang berghibah itu ibarat memakan bangkai saudaranya sendiri.

Dan janganlah kalian saling menggunjing. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hujurat: 12).

Fitnah

Akan tetapi, dalam level yang lebih parah, ghibah bisa berlanjut ke tahap fitnah. Fitnah adalah perkataan bohong yang disebarkan untuk menjelekkan orang lain. Ghibah dan fitnah ibarat dua sejoli yang melengkapi satu sama lain.

Dosa fitnah amatlah besar, hingga termasuk dalam dosa yang tidak diampuni Allah. Rasulullah bersabda, “Tidak akan masuk syurga orang yang suka menebar fitnah.”

Bahaya Fitnah
  1. Menimbulkan kesengsaraan. Harga diri seseorang bisa hancur lebur akibat cemoohan masyarakat yang termakan fitnah. Bahkan bagi yang memfitnah, kelak jika kebohongan terbongkar, ia tak akan lagi dipercaya. Cap ‘pembohong’ akan menempel seumur hidup.
  2. Menimbulkan keresahan. Tuduhan yang terkandung dalam fitnah kepada seseorang bisa menimbulkan rasa panik dan tidak tenang di masyarakat, misalnya saat seorang warga dituduh sebagai pencuri, lingkungan tempatnya tinggal tidak akan tenang lagi.
  3. Memutus tali silaturahmi. Ikatan persaudaraan Islam yang sangat mulia ini bisa putus oleh tajamnya fitnah. Bahkan bisa menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat yang majemuk.
  4. Berisiko mencelakai orang lain. Fitnah biasanya dilatarbelakangi kebencian terhadap seseorang. Godaan syetan bisa memperparah fitnah, dari omongan dusta menjadi niat berbuat jahat yang berkaitan dengan kriminalitas.
  5. Merugikan orang lain. Kerugian yang dialami korban fitnah mencakup segala aspek kehidupannya. Fisiknya melemah, psikisnya hancur, materinya musnah, hingga kehilangan keluarga.
  6. Tanda orang munafik. Ciri orang munafik adalah berbicara dusta, tidak amanah atas kepercayaan yang diberikan kepadanya, dan ingkar janji.
  7. Masuk neraka. Fitnah adalah salah satu dosa besar yang menghalangi seseorang masuk surga. Jika tak segera bertaubat, maka dipastikan nerakalah tempat tinggalnya kelak.

 

Referensi: dalamislamcom

Baca juga: Nasihat Untuk Orang yang Berburuk Sangka