Artikel Berita Peresmian Masjid

Unik, Masjid Batu di Perkampungan Muslim Minoritas Watusongu

MASJIDNUSANTARA–Memasuki Ramadhan, warga muslim minoritas di Desa Watusongu, Kec. Ulubongka, Kab. Tojo Una Una, Sulawesi Tengah, bergembira mendapat masjid pertama di perkampungan mereka. Bangunan unik berbahan batu sungai ini diresmikan Masjid Nusantara, sebuah yayasan sosial yang fokus di pembangunan masjid, pada Jumat (24/04/2020).

“Bangga dan bahagia sekali bisa menghadirkan masjid pertama di Desa Watusongu. Selama ini, kegiatan beribadah dilakukan di rumah warga. Kurang leluasa, karena tempatnya terbatas dan sempit,” ujar Direktur Masjid Nusantara, Pras Purworo.

Kisah muslim minoritas Watusongu ini terdengar Masjid Nusantara, yang kemudian menginisiasi penggalangan dana untuk pembangunan masjid.

“Dari dana tersebut, alhamdulillah bisa membangun satu masjid yang kokoh dan cukup untuk menampung jamaah muslim di sana,” kata Pras.

Menurut Pras, warga muslim di Watusongu berjumlah 100 orang dari 1000 penduduk. Jadi masjid kebutuhan utama muslim minoritas di sana.

“Sebelumnya, jika ingin shalat berjamaah, warga harus menempuh 4 kilometer berjalan kaki menuju masjid terdekat. Melewati sungai dan hutan pula,” tambah Pras.

Desa Watusongu terletak di bantaran Sungai Bongka, sungai terbesar di Sulawesi Tengah. Ketersediaan batu sungai yang melimpah menjadi salah satu faktor tim desain Masjid Nusantara memanfaatkannya, sekaligus menambah nilai arsitektur yang menarik.

“Watusongu artinya ‘batu satu’, maka masjid batu ini semakin mempertegas identitas Watusongu,” tutur Pras.

Arsitek pembangunan masjid, Lutfi Burhani, bercerita lokasi masjid yang berada di pinggir jalan menjadi daya tarik tersendiri.

“Gabion (batu keranjang—red) memang bukan hal baru di dunia arsitektur, tapi di pedalaman Tojo Una Una sendiri belum ada bangunan seperti ini, sehingga banyak masyarakat mengunjungi masjid ini karena tertarik arsitekturnya” pungkas Lutfi.


Sobat Masjid, meski saat ini wabah corona menyebabkan pintu masjid ditutup sementara, namun bukan berarti kita membiarkan masjid-masjid terbengkalai. Kegiatan keagamaan di masjid memang terhenti, tapi ada kebutuhan operasional seperti biaya listrik dan kebersihan yang harus dikeluarkan. Yuk, bantu jaga masjid tetap terawat dengan klik link ini.