#RamadhanSukses #BerawalDariMasjid
Muhammad Sobirin @kangsobdotcom
“Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu sekalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu sekalian bertaqwa.“ (QS Al-Baqarah 2:183)
Ibarat lari marathon, Ramadhan adalah perlombaan. Karakter perlombaan itu bukan untuk menjatuhkan lawan, tapi menunjukkan menjadi yang terbaik. Lawan terbesar nya bukan orang lain, tapi dirinya sendiri. Bayangkan! Ribuan bahkan puluhan ribu orang yang berdiri di belakang garis start menunggu letusan pistol atau ayunan bendera tanda dimulainya perlombaan. Semua mengenakan kaos yang seragam, minimal semua peserta mengenakan nomor peserta yang seragam.
Saat pistol meletus atau bendera sudah diayunkan sebagai tanda dimulainya lari marathon, semua peserta bergerak. Dan yang menarik adalah setiap peserta hampir dipastikan bergerak, namun apakah semuanya berlari? O ternyata tidak, ada yang berlari dengan kencang sehingga beberapa saat kemudian sudah berhenti karena kehabisan nafas, ada yang lari dengan kecepatan sedang. Bahkan ada yang tidak berlari sama sekali dan langsung keluar dari lintasan karena merasa cukup dengan kaos yang didapatkan menandakan bahwa dia adalah peserta perlombaan tersebut.
Jadi siapa sesungguhnya pemenangnya? Pemenangnya adalah semua peserta yang memasuki garis finish. Tidak peduli dia finish di urutan berapa, karena dengan masuk garis finish berarti dia telah menuntaskan perlombaan dan mengalahkan dirinya sendiri yang tidak jarang menggodanya untuk menyerah di tengah perjalanan. Kata kuncinya adalah nafas panjang.
Ibadah Ramadhan dimulai dari Masjid dengan shalat tarawih dan diakhiri di masjid dengan amalan i’tikaf. Sebesar apa keterikatan seorang muslim dengan masjid di Ramadhan, sebesar itulah kesuksesannya.
KEUTAMAAN RAMADHAN
“Jika datang bulan Ramadhan maka dibukalah pintu-pintu surga, dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan diikatlah para setan.” (HR Bukhari dan Muslim)
“Sesungguhnya Rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan, dan kedermawaan beliau akan bertambah pada bulan Ramadhan ketika bertemu dengan Jibril. Beliau bertemu dengan Jibril setiap malam Ramadhan untuk mempelajari Al-Qur’an, dan Rasulullah saw lebih dermawan dari angin yang bertiup kencang.” (HR Bukhari)
“Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).” (Al-Baqarah, ayat 185)
“Siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu.” (HR Bukhari Muslim)
Bulan Ramadhan adalah bulan Kemenangan. Pada tahun 2 H kaum muslimin mampu mengalahkan pasukan kafir Quraisy dalam perang Badar. Pada tahun 8 H, kaum muslimin mampu menaklukkan kota Makkah. Pada tahun 479 H pasukan Islam mampu mengalahkan pasukan salib dalam perang ” Az Zalaqah ” di Andalus, dan pada 658 H pasukan Islam mampu mengalahkan pasukan Tartar dalam perang Ainul Jalut di Palestina. Bahkan kemerdekaan negara kita tercinta Indonesia pada bulan Ramadhan.
BALASAN BAGI ORANG YANG SUKSES IBADAH RAMADHANNYA
“Tiga golongan yang tidak tertolak do’anya: Orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang terzalimi.” (Hadits Shahih riwayat Ahmad)
“Shalat lima waktu, hari Jumat sampai hari Jumat berikutnya, bulan Ramadhan sampai bulan Ramadhan berikutnya merupakan penghapus dosa antara waktu-waktu tersebut, selama tidak mengerjakan dosa-dosa besar.” (HR Muslim)
RAMADHAN DAN MASJID
Masjid adalah sarana kesuksesan seorang muslim dalam menggapai kemenangan Ramadhannya. Dimulai dari ibadah Shalat Wajib dan rawatib yang menyertainya, shalat sunnahTarawih, Shalat Sunnah Syuruq yang oenuh dengan keutamaan, Pesantren Ramadhan yang dilakukan lebih afdhal di masjid, sampai I’tikaf yang tidak bisa dilakukan selain di masjid.
MASJID DAN INDIKATOR KESUKSESAN RAMADHAN
Alangkah indahnya kalau semua kaum muslimin memasuki garis finish Ramadhan yakni i’tikaf dan zakat fitrah. Namun memang kenyataannya tidak begitu, ada yang menyerah di sepuluh hari pertama, sepuluh hari kedua, dan sepuluh hari ketiga dengan berbagai alasan, mulai dari alasan sakit sampai karena mudik dan menganggap bahwa orang mudik boleh berbuka sedang safar. Padahal Al Quran menyebutkan bahwa kalau berpuasa itu lebih baik jika kita mengetahui walaupun sedang sakit atau safar.
Alhamdulillah ada Idul Fithri sebagai hari raya kaum muslimin yang merupakan selebrasi bagi para pemenang Ramadhan. Tentunya ada yang menjadi juara ada juga yang menjadi penonton, menjadi yang manakah kita, silakan menentukan sendiri.
Yang jelas, para pemenang Ramadhan adalah yang melakukan persiapan perlombaan sejak jauh-jauh hari, memiliki motivasi dan tekad yang kuat serta optimis untuk mecapai garish finish, menikmati langkah demi langkah kaki dalam mengayuh, mengatur nafas agar bisa melakukan perjalanan panjang dengan kecepatan konstan, dan husnudzan bahwa Allah SWT akan menjadikannya pemenang, serta tidak lupakan sarana kemenangannya, yakni masjid.
Allahumma sallimnaa liramadhaan wasallim ramadhaana lanaa wasallimhu lanaa mutaqabbalan.