Artikel inspirasi

Masjid Quba, Berdiri di Atas Keringat Rasulullah

\"""""""\" Sumber: unsplash.com

masjidnusantara.org–Pada Masjid Quba, tersimpan tetesan keringat sosok yang umat rindukan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dilatar-belakangi ancaman dan teror kafir Quraisy, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan para sahabat berhijrah dari Mekah ke Madinah. Bersama Abu Bakar, Rasulullah menempuh jalan berbeda, demi menghindari kejaran kafir Quraisy.

Membangun Masjid Pertama

Sekitar lima kilometer sebelum pusat kota Madinah, Rasulullah memutuskan beristirahat. Di desa kecil bernama Quba, Rasulullah mendirikan masjid pertama umat Islam: Masjid Quba. Masjid ini dibangun pada tahun ke-1 Hijriyah (622 M) oleh tangan Rasulullah sendiri. Setiap jengkal bangunannya menjadi saksi perjuangan dan pengorbanan Nabi tercinta bersama para sahabat.

Di tengah kekejaman kafir Quraisy yang tak rela dengan agama baru ini—siksaan fisik mendera, meninggalkan harta bahkan mungkin keluarga di Mekah sana—para sahabat tetap memegang kuat tauhid. Bayangkan sejenak kebahagiaan para sahabat, bisa menyertai Rasulullah membangun rumah Allah. Ada tetes keringat, energi, bahkan darah yang tertumpah demi berdirinya masjid yang menjadi identitas dan eksistensi Islam pada masa itu.

Keutamaan Masjid Quba

Begitu istimewanya masjid ini, hingga Allah mengabadikannya dalam Surah At-Taubah (9): 108. \”Sesungguhnya Masjid yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba) sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalam masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih.\”

Di sisi Nabi sendiri, masjid ini memiliki tempat khusus. Dalam sebuah riwayat disebutkan, setelah menetap di Madinah, Nabi rutin shalat di Masjid Quba seminggu sekali, baik berkendara maupun berjalan kaki. Bahkan Nabi bersabda, “Siapa saja yang mengambil wudhu di rumahnya masing-masing dan kemudian datang ke Masjid Quba dan mendirikan shalat di situ, dia akan mendapatkan pahala sekali umrah.” (HR. Tirmidzi RA)

Perluasan Masjid

Pada masa Umar bin Abdul Aziz masjid ini mengalami renovasinya yang pertama. Khalifah dari dinasti Umayyah ini menambahkan menara. Kemudian pada 1986, Raja Fahd bin Abdul Aziz merenovasi kembali dan memperluas area masjid hingga bisa menampung 20 ribu jamaah. Hari ini, Masjid Quba berdiri kokoh dengan tiga pintu utama dan 16 pintu tambahan. Deretan pohon kurma di depan masjid pun menghadirkan kesejukan bagi umat Islam yang beribadah di masjid pertama di dunia ini.


Nah, Sobat, masjid sebagai tempat kita beribadah haruslah dijaga dengan baik. Sebagai lembaga yang concern pada keberadaan masjid, Masjid Nusantara banyak menemukan kondisi masjid di pedalaman yang berbeda drastis dengan masjid perkotaan yang kokoh dan terawat.

Untuk itu, Masjid Nusantara mengajak Sobat untuk patungan menjaga, merawat, bahkan membangun masjid di pelosok dengan berdonasi melalui link berikut:

Patungan Bangun Masjid di Pelosok

 

Baca: Masjid Saka Tunggal, Saksi Kedatangan Islam ke Indonesia