Berita

Lakukan Rebranding, Masjid Nusantara Usung Konsep Teknologi Green Energy

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id – Untuk menyediakan sarana beribadah bagi umat muslim yang berada di daerah Indonesia bagian Timur dan Utara, Masjid Nusantara akan membangun 30 masjid tahun ini.

CEO Masjid Nusantara, Pras Purworo mengatakan, pada tahun lalu pihaknya telah membangun sebanyak 24 masjid bersama para donatur.

“Tahun ini kami Insyallah kami berharap membangun 30 masjid tahun lalu kami bangun 24 masjid. Mudah-mudahan, terus banyak dukungan dari masyarakat untuk membantu saudara yang berada di pelosok,” ucap Pras saat ditemui Hotel Malaka, Kota Bandung, Jumat (23/2/2024).

Pras mengungkapkan, wilayah yang menjadi prioritasnya adalah daerah muslim yang minoritas.

“Karena, ketika mereka mau menggalang dana donasi ngumpulin jumlah muslim terbatas jadi lama. Jadi, daerah-daerah Timur Indonesia atau daerah Utara Sumatera termasuk prioritas,” ungkapnya.

Pras mengatakan, sebagai lembaga profesional yang memiliki misi mendirikan masjid yang kokoh dan nyaman di pelosok nusantara, Masjid Nusantara merakukan rebranding tahun ini.

Nantinya, inovasi yang diterapkan dalam setiap pembangunan masjid mengusung konsep smart masjid dan teknologi green energy.

“Jadi ramah lingkungan kenapa dengan minim penggunaan energy. Tanpa harus dengan listrik dan tanpa harus pendingin udara. Kemudian ada panen air hujan. Jadi, daerah daerah timur itu kesulitan air bor sumur juga ga bisa jadi air hujan yang ada kita tampung,” katanya.

Selain itu, pihaknya juga akan memasang solar sel, panel surya bagi masjid yang tidak punya listrik sehingga ada penerangan di malam hari.

“Selanjutnya ada teknologi buat bencana. Kami bangunkan masjid dengan metode bangun capat. Jadi 99 jam masjid jadi,” imbuhnya.

Inovasi selanjutnya yaitu hadirnya mobil masjid. Pras menyebut, nantinya mobil ini bisa digunakan dalam berbagai kegiatan.

“Aktivitasnya untuk event event tablik akbar, pameran, kemudian konser. Fasilitas masjid terbatas ada mobil yang kami modifikasi bisa menjadi masjid,” terangnya.

Pras mengaku, salah satu hambatan selama ini adalah terkait distribusi pengangkutan material.

“Tadi saya sampaikan Tanah Toraja, harga matrial semen Rp75 ribu. Tapi biaya angkutnya karena tidak bisa mobil hanya dengan motor ongkos angkutnya Rp300 ribu/1 sak semen. Jadi hanya bisa 1 motor kalo bawa 2 ada 100 kg ga bisa stabil lagi. Jadi akses jalannya sangat sulit,” tandasnya.

Editor : Rizal Fadillah


Sumber: bandungraya.inews.id