Buletin

Edisi 018 | III | 2015

SAKITNYA TUH DI SANA

Muhammad Sobirin @kangsobdotcom

“Dan takutlah pada hari (ketika) kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian setiap orang diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang telah dilakukannya, dan mereka tidak dizalimi (dirugikan).” (TQS. Al Baqarah 2:281)

 

Kita dikondisikan untuk dengan mudah merasa sedih bahkan merasa sakit. Padahal menurut Eleanor Roosevelt, “Tidak ada yang boleh menyakiti hatiku tanpa seizinku.”

Jadi sebenarnya kita lah yang menentukan semua perasaan kita. Setiap kejadian yang menimpa kita mau direspon dengan rasa sakit atau tidak terserah kepada kita. Allah SWT berfirman,

“Kebajikan apa pun yang kamu peroleh, adalah dari sisi Allah, dan keburukan apa pun yang menimpamu, itu dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami Mengutusmu (Muhammad) menjadi Rasul kepada (seluruh) manusia. Dan cukuplah Allah yang menjadi Saksi.” (TQS. An Nisa 4:79)

Sekali lagi, semua yang datang dari Allah SWT pasti adalah yang terbaik bagi kita, yang menjadi tidak baik menurut kita adalah karena kita meresponnya dengan buruk.

Kita seharusnya lebih takut dan lebih sedih dengan keadaan kita di negeri abadi yakni akhirat. Di sini –dunia- kita bisa meminta bantuan kepada teman atau kerabat kita saat menemui kesulitan. Di sana, tidak ada satu pun yang peduli dengan urusan orang lain karena masing-masing fokus dengan dirinya sendiri.

“Dan takutlah kamu pada hari, (ketika) tidak seorang pun dapat membela orang lain sedikit pun…” (TQS. Al Baqarah 2:48)

So, apa yang kita sedihkan, apa yang rasa sakit di dunia sesungguhnya tidak perlu kita khawatirkan. Yang kita perlu khawatirkan adalah saat kita di akhirat sana menjadi orang yang sedih dan sakit disebabkan perbuatan kita di sunia.