Kurban biasanya menjadi hal tak terpisahkan di hari Idul Adha, umat Islam di seluruh dunia melaksanakannya sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Hewan kurban seperti sapi, kambing, atau domba hasil sembelih dagingnya dibagikan kepada yang membutuhkan. Sayangnya, tidak semua daerah mendapat manfaat yang sama. Di pelosok-pelosok Indonesia, kurban menjadi sesuatu yang sangat dinanti.
1. Kurban di Pelosok: Jarang Terjadi
Kurban daerah pelosok seperti di pelosok sulawesi, lombok, atau bahkan pelosok-pelosok jawa, jarang sekali terjadi. Mirisnya ada masyarakat yang hanya bisa makan daging setahun sekali —itu pun saat Idul Adha.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2023, masih ada lebih dari 9 juta penduduk Indonesia yang tergolong miskin. Kebanyakan dari mereka tinggal di desa dan pelosok yang sulit terjangkau.
Kelangkaan konsumsi daging ini juga terasa di pelosok lombok timur, tepatnya di Dusun Gegurun. Sudah 3 tahun lamanya 240 KK tak merasakan nikmatnya hidangan daging kurban. Begitu pula di desa minoritas muslim bernama Desa Indang Sari, Kec. Luwuk Timur, Sulawesi Tengah, ada sekitar 30 KK muslim dengan sebagian besarnya mualaf yang bahkan hanya baru sekali merasakan kurban, itu pun sumbangan.
Tak ada yang berkurban, tak ada daging yang sampai di meja mereka. Hal ini terjadi sebab kondisi ekonomi sulit sebagaimana yang telah disebutkan oleh data BPS.
Sementara di kota, bukan berarti masyarakatnya makmur dan sejahtera, tapi di kota tak pernah sepi pekurban sehingga setidaknya setahun sekali masyarakat kota dapat merasakan nikmatnya hidangan daging, terlebih saat Idul Adha.
2. Kurban di Pelosok: Menyejahterakan dan Menguatkan Iman
- Membantu Gizi Masyarakat Pelosok
Daging adalah sumber protein hewani yang penting untuk tumbuh kembang anak dan menjaga kesehatan. Dengan berkurban di pelosok, kita membantu meningkatkan asupan gizi bagi warga yang jarang makan daging. Meski tak banyak, tapi setidaknya daging yang sampai ke perut mereka akan menjadi gizi yang mereka butuhkan selama ini. - Menyalakan Rasa Persaudaraan dan Menjaga Nyala Islam di Pelosok
Masyarakat pelosok yang minim pekurban sering merasa hampa. Saat ada kurban yang datang ke desa mereka, itu menjadi bukti bahwa mereka akan merasa bahwa saudara-saudara Muslimnya di tempat lain ingat mereka. Perasaan saling membantu dan peduli ini tanpa sadar dapat menguatkan keislaman mereka, bahwa ‘Islam itu adalah tentang berbagi dan peduli’. Masalah ekonomi dapat menjadi celah runtuhnya keimanan seseorang. Daerah-daerah pelosok dengan tingkat ekonomi rendah sangat rentan, terlebih lagi manakala mereka terbantu bukan oleh saudara seimannya. - Pemerataan Kesejahteraan
Kurban di pelosok membantu menyebarkan kebaikan secara lebih merata, bukan hanya di kota-kota besar. Ini sesuai dengan semangat Islam yang mengajarkan keadilan sosial dan kebersamaan.
3. Kurban di Pelosok: Bisa Online
Alhamdulillah, saat ini kita hidup di dunia serba cepat dan modern. Di era ini kita bisa mewujudkan keinginan berkurban di pelosok tanpa perlu melakukan perjalanan panjang dan menantang ke sana.
Telah dipercaya bertahun-tahun, Masjid Nusantara dengan komitmen amanah, sesuai syariat, sejahtera, dan transparan membuka kesempatan baik untuk Sobat berkurban di Pelosok secara online.
Dalam upaya memberikan manfaat sejahtera secara menyeluruh, Masjid Nusantara tidak hanya mendistribusikan daging kurban pada dhuafa pelosok yang membutuhkan, tetapi juga membeli hewan kurban dari peternak lokal di pelosok. Walau demikian, Masjid Nusantara senantiasa menyeleksi hewan kurban sehingga mendapatkan hewan yang sehat dan berkualitas.
Kesimpulan
Kurban bukan hanya soal ibadah, tapi juga soal kepedulian. Dengan menyalurkan kurban ke pelosok, kita bukan hanya menyenangkan hati sesama, tapi juga menjalankan nilai-nilai Islam yang penuh kasih dan keadilan. Mari jadikan momen Idul Adha sebagai kesempatan untuk berbagi lebih luas dan lebih adil, terutama bagi saudara-saudara kita di daerah terpencil.
Yuk luaskan manfaat dengan berkurban di pelosok nusantara melalui Masjid Nusantara.