
Jika Mushola Al Hikmah ini manusia, maka dia adalah manusia super. Berdiri 32 tahun dengan kondisi seadanya. Hidup di bawah sengatan matahari dan terjangan badai.
Tak pelak, badannya lapuk, bocor, dan rusak di sana-sini. Namun, siang harinya sejuk terisi ibadah para jamaahnya, dan malam harinya hangat dengan lantunan Al Qur’an anak-anak yang mengaji.
Akan tetapi, Al Hikmah tetap di sana, di Kp. Cinagrog, memeluk 85 penduduk Desa Sinarjaya, pelosok Garut Selatan, yang ingin beribadah, meski entah sampai kapan…
Berdiri pada 1988, awalnya Al Hikmah hanya berupa bangunan panggung dari kayu berukuran 6×4 m2. Kapasitasnya hanya 25 orang.

Pada 1990, Al Hikmah direnovasi sekali, menjadi bangunan tembok sederhana. Hari ini, Al Hikmah memang tidak lagi berbentuk panggung, tetapi kondisinya tidak banyak berubah.
Dinding tembok retak, tiang penyangga atap sudah keropos, sehingga khawatir roboh. Langit-langit yang terbuat dari anyaman bilik bambu pun sudah lapuk, hingga langganan bocor di musim hujan. Lantainya masih dari tegel sederhana, sebagian dari plester semen saja. Itupun sudah banyak yang pecah.

Mengapa sampai 30 tahun Al Hikmah tidak direnovasi?
Kondisi ekonomi adalah alasan pertama. Mayoritas warga yang berprofesi buruh tani adalah keluarga prasejahtera. Sebagian besar adalah penerima bansos pemerintah. Bahkan, rawan pangan dan krisis air bersih di musim kemarau.
“Desa Sinarjaya termasuk salah satu desa tertinggal dalam segi pembangunan, baik bidang pendidikan/SDM, ekonomi, sosial, sarana infrastruktur, dan lainnya,” ungkap Ustadz Atip Purnama, yang rutin mengisi kajian di Al Hikmah.
Akan tetapi, Sobat, meski tertinggal dalam urusan dunia, warga Sinarjaya tidak ingin tertinggal mengejar bekal akhirat. Shalat berjamaah rutin, tarawih pada bulan Ramadhan, pengajian warga seminggu sekali, dan pengajian anak-anak setiap malam.
Hanya shalat Jumat saja yang tidak bisa dilakukan di sana karena tempat yang tidak mencukupi. Untuk itu, warga harus ikut Jumatan ke masjid lain yang ditempuh dengan berjalan kaki selama 1 jam.
Alasan kedua, dana renovasi terlalu besar karena biaya angkut dan material mahal. Al Hikmah berada di perkampungan terpencil, wilayah Bungbulang, sekitar 80 KM dari pusat kota Garut.

Sebenarnya, warga pun sudah ada rereongan atau patungan dari hasil menjual hasil tani mereka. Memang tidak ada batasan alias seikhlasnya, namun warga komitmen melakukannya.
Sayangnya, iuran mereka hanya cukup untuk membayar listrik (yang masih menumpang ke rumah warga), perbaikan pintu, atau dinding yang keropos.
Warga berharap, melalui para donatur Masjid Nusantara, Al Hikmah bisa direnovasi dan diperluas menjadi ukuran 9×9 m2.
Beramal jariyah lagi, yuk! Klik ‘bantu sekarang’.
***
Bantu program ini :
- Klik tombol "BANTU SEKARANG"
- Isi nominal donasi yang ingin diberikan
- Pilih metode pembayaran: GOPAY/BCA/Mandiri/Mandiri Syariah/Bank Muamalat/BNI Syariah
- Ikuti instruksi untuk menyelesaikan pembayaran
Tidak hanya berdonasi, teman-teman juga bisa membantu dengan cara menyebarkan halaman galang dana ini ke orang-orang terdekat agar semakin banyak orang yang ikut membantu.
Tidak ada update baru belum
|
Hamba Allah5 Dec 2020 |
Rp 100.051 |
|
Hamba Allah"semoga bermanfaat untuk masjid ini" 3 Dec 2020 |
Rp 200.383 |
|
Hamba Allah3 Dec 2020 |
Rp 100.493 |
|
Hamba Allah2 Dec 2020 |
Rp 500.419 |
|
Hamba Allah"Bismillahirrahmanirrahim" 30 Nov 2020 |
Rp 50.416 |
|
Arza25 Nov 2020 |
Rp 15.114 |
|
Hamba Allah22 Nov 2020 |
Rp 15.368 |
|
Hamba Allah"Semoga jadi berkah" 21 Nov 2020 |
Rp 100.285 |
|
Hamba Allah21 Nov 2020 |
Rp 20.151 |
|
Hamba Allah20 Nov 2020 |
Rp 15.017 |
|
Hamba Allah20 Nov 2020 |
Rp 50.264 |
|
Hamba Allah20 Nov 2020 |
Rp 11.451 |
|
Hamba Allah19 Nov 2020 |
Rp 11.069 |
|
-18 Nov 2020 |
Rp 25.441 |
|
Hamba Allah12 Nov 2020 |
Rp 8.157 |